Hidup itu singkat, begitu singkatnya sehingga terkadang kita lupa bahwa tujuan kita bukan sekadar menjalani hari demi hari tanpa arah. Hidup adalah ujian, dan ujian itu adalah salah satu cara Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada kita, hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Mulk ayat 2:
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ketika kita menyadari bahwa hidup ini penuh ujian, kita mulai memahami bahwa ketenangan bukanlah sesuatu yang datang dari luar diri kita. Bukan harta, bukan kesehatan, bukan pula orang-orang di sekitar kita yang memberi ketenangan hakiki. Ketenangan itu hanya datang dari Allah, dan kita baru bisa merasakannya ketika kita mengingat dan mendekat kepada-Nya.
Ketenangan dengan Harta
Jujur saja, mungkin kita seringkali berpikir bahwa dengan memiliki banyak harta, hidup akan menjadi lebih tenang. Ini adalah hal yang wajar, bahkan secara psikologis ada rasa aman ketika saldo di rekening terlihat cukup besar, bisnis berjalan lancar, dan kebutuhan hidup terpenuhi tanpa kendala. Namun, inilah kekeliruan terbesar yang sering kita alami.
Saya pernah berada dalam kondisi di mana saya menggantungkan ketenangan pada besarnya harta yang saya miliki. Ketika saldo di rekening menggunung dan bisnis berjalan tanpa masalah, saya merasa aman. Tapi, apa yang terjadi? Allah menguji saya. Allah Maha Pencemburu. Ketika kita mulai menggantungkan ketenangan pada selain-Nya, Allah akan mengambil “pesaing-Nya” itu dari kita. Mungkin bisnis yang tadinya lancar tiba-tiba mengalami masalah, saldo yang tadinya cukup untuk memenuhi segala kebutuhan mendadak terkuras karena keadaan tak terduga.
Kita lupa bahwa harta hanyalah sarana, bukan tujuan. Harta seharusnya digunakan untuk mendekat kepada Allah, bukan menjadi pengganti-Nya dalam mencari ketenangan. Dan ketika kita terjebak dalam ilusi bahwa harta bisa memberikan ketenangan, Allah dengan kasih sayang-Nya akan menguji kita, agar kita kembali menyadari bahwa ketenangan yang sesungguhnya hanya datang dari-Nya.
Ketenangan dengan Kesehatan
Seringkali, kita juga merasa bahwa selama kita sehat, maka hidup ini akan terasa lebih tenang. Bukankah kesehatan adalah anugerah terbesar? Ya, itu benar. Tapi kita juga perlu memahami bahwa kesehatan hanyalah sarana, bukan tujuan. Kesehatan adalah jalan untuk bisa lebih mendekat kepada Allah, bukan menjadi pengganti Allah dalam mencari ketenangan.
Saya pernah berada dalam fase di mana saya menggantungkan ketenangan pada kesehatan. Saya berpikir, selama saya sehat, maka semua akan baik-baik saja. Tapi kemudian, Allah menguji saya dengan penyakit. Dan di momen itulah saya mulai menyadari bahwa kesehatan pun bisa hilang kapan saja. Kesehatan bukanlah jaminan ketenangan. Justru ketika kita menganggap kesehatan sebagai sumber ketenangan, Allah akan menguji kita dengan kesehatan itu sendiri. Kita harus sadar bahwa kesehatan adalah alat untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjadi sumber ketenangan yang sejati.
Ketenangan dengan Menggantungkan Ke Makhluk
Salah satu kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah menggantungkan ketenangan pada makhluk. Mungkin kita merasa aman karena memiliki orang tua yang sukses, customer yang loyal, atau investor yang setia. Tapi kita lupa, mereka semua hanyalah makhluk, sama seperti kita. Mereka bukanlah sumber ketenangan yang hakiki.
Saya sendiri pernah mengalami masa-masa di mana saya merasa tenang karena orang tua saya sukses, atau karena bisnis saya berjalan lancar berkat dukungan customer yang loyal. Tapi kemudian, Allah menguji saya. Allah mengambil satu per satu “wakil” ketenangan saya itu. Mungkin orang tua mengalami kesulitan finansial, customer yang tadinya loyal mulai beralih ke pesaing, atau investor yang tadinya setia memutuskan untuk berhenti. Saat itulah saya sadar, ketenangan yang saya rasakan hanyalah semu, karena saya menggantungkannya pada makhluk, bukan pada Allah.
Allah Maha Pencemburu. Ketika kita mulai menggantungkan ketenangan pada selain-Nya, Dia akan menguji kita dengan itu. Allah ingin kita kembali kepada-Nya, menggantungkan ketenangan hanya pada-Nya. Dan inilah pelajaran terbesar yang saya dapatkan; bahwa ketenangan hanya bisa diraih ketika kita sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allah.
Ketenangan Hanya Dengan Allah
Semua hal di dunia ini – harta, kesehatan, bahkan hubungan dengan sesama manusia – seharusnya kita gunakan sebagai wasilah, sebagai jalan untuk mendekat kepada Allah, bukan menjadi tujuan akhir. Kita sering lupa, bahwa ketenangan hakiki hanya bisa diraih dengan mengingat Allah. Allah telah menegaskan dalam Al-Quran:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ini adalah kunci yang sering kita abaikan. Ketika kita mulai fokus pada harta, kesehatan, atau makhluk untuk mencari ketenangan, kita justru menjauh dari sumber ketenangan yang sejati, yaitu Allah. Harta, kesehatan, dan makhluk hanyalah sarana yang seharusnya membawa kita lebih dekat kepada Allah. Ketika kita menjadikan mereka sebagai tujuan, kita kehilangan arah.
Ketenangan yang sejati hanya bisa dirasakan ketika kita mendekat kepada Allah, mengingat-Nya dalam setiap keadaan. Karena dengan mengingat Allah, kita diingatkan bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah titipan. Harta bisa hilang, kesehatan bisa memudar, dan orang-orang di sekitar kita bisa pergi. Tapi Allah selalu ada, selalu bersama kita, dan hanya dengan-Nya lah hati ini bisa benar-benar tenang.
Penutup
Ketika saya mulai menyadari semua hal di atas, saya merasa begitu bersyukur. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia memberikan kita ujian bukan untuk menyakiti kita, tetapi untuk mengingatkan kita agar kembali kepada-Nya. Ketenangan hidup sebenarnya begitu sederhana untuk diraih. Kita hanya perlu mendekat kepada Allah, mengingat-Nya dalam setiap keadaan.
Dan yang paling indah adalah, semua hal yang bisa mendekatkan kita kepada Allah adalah hal-hal yang bisa kita kendalikan. Kita bisa shalat, berzikir, membaca Al-Quran, dan melakukan ibadah-ibadah lainnya (ingat ya, Ibadah itu tidak hanya ritual, tapi lebih dari itu).
العبادة هي اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الباطنة والظاهرة
Dan uniknya, semua Ibadah itu ada dalam kendali kita. Kita tidak perlu mencari ketenangan di luar diri kita, karena ketenangan itu ada di dalam hati kita, ketika hati kita terhubung dengan Allah.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesadaran dan hidayah bahwa hanya dengan mengingat dan mendekatkan diri kepada-Nya lah ketenangan itu ada.