Puncak Kebahagiaan

Tulisan ini adalah tulisan terakhir tentang Serial Kebahagiaan.

(1) Provinsi Ter-Happy di Indonesia

(2) Salah Satu Resep Kebahagiaan


Kebahagiaan itu bukan hanya tentang harta. (Allah tidak adil dong kalau kita ditakdirkan miskin ?)

Kebahagiaan itu bukan hanya tentang popularitas. (Allah tidak adil dong kalau kita ditakdirkan lahir di pedalaman ?)

Kebahagiaan itu bukan hanya tentang keelokan atau kecantikan. (Malah ini, Allah tidak adil dong kalau kita dilahirkan dengan kondisi cacat ?)

Kebahagiaan itu bukan hanya tentang kesehatan. (Allah tidak adil dong kalau kita mewarisi penyakit ganas ?)

Maka dari itu, Allah tetap dan selalu Maha Adil. Dengan membuat puncak kebahagiaan itu bukan itu semua, melainkan adalah IMAN dan AMAL SHOLEH.

Saat kita miskin, terlahir di pedalaman, terlahir dengan kecacatan, atau mewarisi penyakit-penyakit ganas, kita tetap bisa dan berhak untuk bahagia, dengan apa? dengan salah satu puncak AMAL SHOLEH orang-orang yang beriman dan juga menjadi salah satu puncak kebahagiaan, kelezatan, dan kenikmatan dunia dan akhirat, apa itu?

SABAR

 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

(QS An Nahl : 97)

 

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.”

(HR. Muslim, no. 2999)

 

Wallahu A’lam

Baarakallahufiikum.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x